Sewaktu kegawatan, ramai yang mengalami kesulitan. Malah, ada yang jatuh muflis atau bankrap. Nabi Muhammad saw pernah bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian tentang orang yang muflis?" Mereka menjawab: "Wahai Rasulullah, mereka dalam pandangan kami adalah orang yang tak punya satu dirham pun dan tak punya barang atau harta."
Rasulullah saw bersabda: "Al-Muflis atau orang yang bangkrap itu bukan demikian, melainkan orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amal) kebaikannya sebesar gunung. Tapi dia pernah menganiaya orang dan melanggar kehormatan.
Rasulullah saw bersabda: "Al-Muflis atau orang yang bangkrap itu bukan demikian, melainkan orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amal) kebaikannya sebesar gunung. Tapi dia pernah menganiaya orang dan melanggar kehormatan.
Lalu pihak-pihak yang dizalimi ini mengambil seluruh kebaikannya (untuk menutupi dosa-dosa keburukan mereka), maka dia akan mengambil (dosa-dosa) keburukan mereka (yang telah dizaliminya) untuk ditanggungnya. Lalu, dia benar-benar dihentam dengan keras ke neraka." -- Syakhshiyyah Islamiyyah juz II/294, karya An-Nabhani.
Kezaliman yang berlangsung di dunia fana ini sangat beragam jenisnya, tetapi intinya sama: merebut atau menganiaya hak orang lain. Penganiayaan itu boleh berupa caci-maki, cubitan, tipuan, ghibah, membunuh dan segala gangguan terhadap badan, kekayaan dan kehormatan.
Dari Abu Hurairah r.a, Nabi saw bersabda: "Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf)-nya kini juga sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham, jika ia punya amal saleh, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanah (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya." - Muttafakun 'alaih (H.R. Bukhari-Muslim)
Kezaliman yang berlangsung di dunia fana ini sangat beragam jenisnya, tetapi intinya sama: merebut atau menganiaya hak orang lain. Penganiayaan itu boleh berupa caci-maki, cubitan, tipuan, ghibah, membunuh dan segala gangguan terhadap badan, kekayaan dan kehormatan.
Dari Abu Hurairah r.a, Nabi saw bersabda: "Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf)-nya kini juga sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham, jika ia punya amal saleh, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanah (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya." - Muttafakun 'alaih (H.R. Bukhari-Muslim)
No comments:
Post a Comment