Aku bakal meninggalkan mu
Sebulan sudah aku menyapamu
Namun engkau palingkan mukamu
Sebulan sudah aku bersamamu
Namun engkau tak menyambutku
Namun engkau palingkan mukamu
Sebulan sudah aku bersamamu
Namun engkau tak menyambutku
Sebulan aku menjadi tamumu
Namun engkau tutup pintu hatimu
Sebulan aku menemuimu
Engkau biarkan aku sendirian
Engkau biarkan aku kedinginan
Aku engkau abaikan
Aku engkau rendahkan
Aku engkau sisihkan
Mengapa engkau tak gairah menyambutku
Mengapa engkau tak berlumba berebut lailatul qadarku
Sebulan aku menemanimu
Aku tahu engkau berpuasa
Aku juga tahu engkau masih gemar berselisih dengan tetangga
Lisanmu masih liar membara
Lisanmu suka ghibah dan nyebar fitnah
Sedekahmu tak bertambah
Kurang bersyukur banyak keluh kesah
Sebulan aku sudah menenuimu
Engkau mengaji sekadar kesenangan bukan untuk kecintaan
Engkat Tarawih sekedar pergerakan badan bukan untuk ketenangan
Malam lailatul qadar bertebaran tak kau kejar
Engkau juga biasa saja saat lailatul qadar
Engkau sibuk urusi hp dan acara favorite television mu
Engkau menyesali diri bila sedikit telambat membuka hp-mu
Engkau menghentak marah sumpah serapah bila habis wang
Engkau tak sedih sedikit pun untuk menambah sedekahmu
Engkau tak susah walaupun semalaman tak mengaji
Engkau sibuk dengan gemerlap dunia dan angan-anganmu
Sebulan aku telah menemuimu
Aku bertamu tanpa sambutan seperti yang ku mahu
Sebulan aku telah jadi tamumu
Namun engkau tak semangat menyambutku
Sebulan aku telah jadi temanmu
Namun engkau tak menyapaku
Aku mesti pulang
Kembali ke pelukan Ilahi
Bila Allah berkenan
Sebelas bulan lagi kita pasti bertemu
Namun bila Allah tak berkenan
Engkau tak bisa lagi menemuiku
Mungkin engkau telah jadi tulang belulang
Sebulan aku menenuimu
Allah telah menorehkan di kitab amalmu
Bagaimana perlakuanmu atasku
Gembiralah engkau yang besemangat menyambutku
Syurga pasti jadi tempat huni akhirmu
Celakalah engkau yang lalai menyambutku
Neraka akan menjadi hunian akhirmu
Ya Ramadlan
Aku menangisi kepergianmu
Aku menyesali membiarkanmu
Aku menyesali tak gairah menyambutmu
Aku saksikan Ramadhan di balik pintu
Ramadhan telah berkemas pulang
Kini benar-benar telah pulang tanpa
Aku sesungguhnya meratapi kepulanganmu
Ramadlan telah hilang menembus awan
Tangisku makin tak terhalang
Ramadhan bulan maghfirah kusia-siakan
Sedihku kini membumbung
Sesalku kini melambung
Air mataku kini tak terbendung
Aku mengutuki kebodohanku
Membiarkan Ramadlan yang belum tentu kutemui lagi
Aku termenung seraya berdoa sambil menguras sedih dan air mata
Ya Allah pertemukan aku dengan Ramadhan di tahun depan
Kan ku sambut Ramadhan dengan gempita
Kan ku kejar lailatul qadarnya di seluruh malam
Aku rindu Ramadhan
Aku cinta Ramadhan
Kembalilah Ramadlan
Kukan peluk erat hangat hadirmu
Aku cinta Ramadhan
Kembalilah Ramadlan
Kukan peluk erat hangat hadirmu
Cium mesra dirimu
Ya Allah kabulkan doaku
No comments:
Post a Comment